Translate

Kamis, 24 Oktober 2024

KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 3.1 Pengambilan Keputusan



Dalam modul 3.1, CGP mempelajari materi terkait Pengambilan Keputusan.  Dalam modul ini CGP mempelajari bagaimana seorang pendidik dalam membuat keputusan.  Seorang pendidik harus mengutamakan kepentingan murid berdasarkan nilai-nilai kebajikan, dimana keputusan yang diambil mencerminkan integritas sekolah dan nilai-nilai yang dijunjung, serta menjadi contoh bagi seluruh warga sekolah dan lingkungannya. Hal ini karena Pendidik berperan dalam membentuk karakter dengan menjunjung nilai-nilai kebajikan universal dan memperhatikan kebutuhan setiap peserta didik.



Bagaimana Filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin ?

Ki Hajar Dewantara dalam filosofinya menyatakan bahwa dengan Pratap Triloka yaitu Ing Ngarso Sung Tulodho, Ing Madya Mangunkarsa, Tut Wuri handayani dapat kita jadikan landasan dalam setiap pengambilan keputusan, tentu saja  keputusan yang selalu berpihak kepada murid. Dalam Ing Ngarso Sung Tulodo, KHD menyatakan bahwa sebagai pemimpin dalam mengambil keputusan seharusnya memberikan teladan dan contoh akan keputusan yang bijak,menjadi teladan yang patut ditiru. Sedangkan dalam Ing Madya Mangun Karso, pemimpi sebaiknya mampu memberdayakan dan membangun kerukunan, menyemangati, membuat orang lain memiliki kekuatan demi memperbaiki kualitas diri mereka. Dalam dalam Tut Wuri Handayani pemimpin harus  mampu mempengaruhi dan mendorong semangat dalam meningkatkan kualitas untuk selalu menjadi lebih baik.

 Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?

 Sebagai seorang guru, kita harus menanamkan dalam diri kita bahwa kita memiliki prinsip-prinsip yang memiliki pengaruh dalam mengambil sebuah keputusan. Prinsip-prinsip tersebut harus mampu memiliki nilai-nilai positif sepert mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif dan berpihak pada murid. Dalam keterampilan pengambilan keputusan seringkali berbagai kepentingan saling bersinggungan, dan ada pihak-pihak yang akan merasa dirugikan atau tidak puas atas keputusan yang telah diambil. Perlu diingat bahwa kegiatan pengambilan keputusan adalah suatu keterampilan, semakin sering kita melakukannya maka semakin terlatih, fokus, dan tepat sasaran. Sesulit apapun keputusan yang harus diambil untuk permasalahan yang sama-sama benar, sebagai seorang pemimpin , kita perlu mendasarkan keputusan kita pada 3 unsur yaitu berpihak pada murid, berdasarkan nilai-nilai kebajikan universal, dan bertanggung jawab terhadap segala konsekuensi dari keputusan yang diambil, sebagaimana digambarkan dalam gambar berikut:

Guru sebagai pendidik harus memiliki nilai-nilai positif yang mampu menciptakan pembelajaran yang berpihak pada murid seperti mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif, serta berpihak pada murid. Nilai-nilai tersebut akan mempengaruhi dalam pengambilan keputusan sesuai dengan situasi yang dihadapi dengan mempertimbangkan 3 prinsip dalam pengambilan keputusan, yaitu 

1. Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking)

  1. Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking)
  2. Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking)

Pada saat  pengambilan keputusan, walaupun telah berlandaskan pada suatu prinsip atau nilai-nilai tertentu, tetap akan memiliki konsekuensi yang mengikutinya. Pada akhirnya kita perlu mengingat kembali hendaknya setiap keputusan yang kita ambil didasarkan pada rasa penuh tanggung jawab, nilai-nilai kebajikan universal, serta berpihak pada murid.

Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan ‘coaching’ (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil? Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut? Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi ‘coaching’ yang telah dibahas pada sebelumnya.

Dalam modul ini terdapat juga materi coaching dalam pengambilan keputusan, dan  materi memiliki hubungan yang erat dengan kegiatan coaching (bimbingan) pada modul sebelumnya. Seperti pada materi yang sudah kita pelajari sebelumnya, dalam proses coaching kita membantu coachee dalam menentukan atau mengambil keputusan, dan dalam pada modul 3.1 ini kita merefleksikan apakah keputusan yang kita ambil dapat dipertanggungjawabkan, apakah keputusan tersebut sudah bijak dan menjadi win-win solution ataukah justru akan menimbulkan masalah di kemudian hari. Dalam pembelajaran pengambilan keputusan ini kita diberikan panduan tentang 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah pengujiaan keputusan yang kita ambil.

Empat  paradigma dilema etika, yaitu:

1.    Individu lawan kelompok
2.      Rasa keadilan lawan rasa kasihan
3.      Kebenaran lawan kesetiaan
4.      Jangka pendek lawan jangka panjang

Tiga prinsip pengambilan Keputusan, yaitu:

  1. Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking)
  2. Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking)
  3. Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking)
Sembilan  langkah yang dapat memandu kita dalam pengambilan dan pengujian keputusan, yaitu: 
  1. Mengenali nilai-nilai yang saling bertentangan
  2. Menentukan siapa yang terlibat dalam kasus ini
  3. Kumpulkan fakta-fakta yang relevan dengan kasus ini
  4. Pengujian benar atau salah
  5.  Pengujian paradigma benar lawan benar
  6. Melakukan prinsip resolusi
  7.  Investigasi opsi trilema
  8.  Buat keputusan
  9.  Liat lagi keputusan dan refleksikan

Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika?

Wajib kita ketahui bersama bahwa kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosional sangatlah penting terutama dalam mengelola kasus dilema etika. Guru yang memiliki kemampuan dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan memiliki kesadaran diri untuk memahami perasaan, emosi dan nilai diri sendiri, memiliki manajemen diri sehingga mampu mengelola emosi dan perilaku, memiliki kasadaran sosial sehingga mampu memahami sudut pandang dan dapat berempati dengan orang lain, memiliki keterampilan berelasi sehingga dapat berkomunikasi dengan lebih efektif, dan dapat mengambil keputusan yang bertanggungjawab.

         

Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?

Jika seorang pendidik mendapatkan pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika maka pendidik tersebut dilatih ketajaman dan ketepatan dalam pengambilan keputusan, sehingga dapat dengan jelas membedakan antara dilema etika ataukah bujukan moral. Seorang pendidik jika berhadapan  dengan kasus-kasus yang fokus terhadap masalah moral dan etika, maka nilai-nilai yang dianut oleh seorang pendidik adalah koridor bagi nya untuk membuat keputusan yang akurat. Besar harapannya dengan nilai-nilai yang dainut oleh seorang pendidik dapat membuat seorang pendidik membuat keputusan yang akurat dan dapat mengakomodir kebutuhan murid.

Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.

Jika seorang pemimpin dapat mengambil keputusan yang tepat, maka akan tercipta lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman. Hal ini karena keputusan yang dibuat dapat menjadi solusi bagi baik pihak yang memiliki masalah maupun lingkungan lainnya di sekolah. Jika pembuat keputusan adalah orang yang bijak, memiliki perasaan dan intusi yang benar dengan berlandasakan 3 prinsip dan 4 paradigma dalam menerapkan 9 langkah-langkah pengambilan keputusan maka otomatis suasana lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman akan tercipta di lingkungan sekolah.

Apakah tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan Anda?

Setiap keputusan yang diambil oleh seorang pemimpin tentu saja tidak dapat memuaskan semua pihak. Tetap saja ada pihak yang merasakan ketidak adilan. Walaupun harapannya lebih banyak yang merasa terpuaskan. Salah satu tantangan dalam pengambilan keputusan terhadap kasus dilema etika, bagaimana kita menelaah kasus, menggali informasi, mencari bukti pendukung dan akhirnya membuat keputusan berdasarkan aturan yang diterapkan, tanpa menghilangkan aspek kemanusiaan. Walaupun otomatis tetap terkadang kita harus memejamkan mata dan mematikan perasaan kita jika memang akhirnya keputusan tersebut dapat mengecewakan salah satu pihak. Tetapi jika keputusan tersebut dibuat memang sesuai dengan informasi, bukti dan sesuai aturan yang ada tetap itu adalah hal yang terbaik.

Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda?

Pengambilan keputusan yang kita ambil dengan pengajaran memerdekakan murid -murid kita memiliki pengaruh dalam  terciptanya merdeka belajar. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan belajar murid. Seperti yang telah kita pelajari pada materi sebelumnya pada saat kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk murid kita, maka pengambilan keputusan tentang gaya belajar murid dalam pembelajaran berdiferensisasi adalah solusinya.

Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?

Seorang pemimpin adalah seseorang yang harus bisa membuat keputusan yang memberikan pengaruh kehidupan psoitif bagi murid-muridnya. Dampak dari keputusan pemimpin di sekolah haruslah dapat mengantisipasi keperluan murid dan sekolah, baik di jangka pendek, menengah dan panjang. Seorang pemimpin juga seorang role model, maka jika dia dapat mengambil keputusan yang terbaik, dengan berpihak pada aturan, intuisi dan perasaan maka otomatis murid-murid memiliki role model yang baik untuk mereka ikuti dan teladani.

Apakah kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?

Ksimpulan akhir dari modul ini dan keterkaitanya dengan modul sebelumnya adalah dalam pengambilan keputusan seorang pemimpin harus dapat memilah hal-hal sebagai berikut :

1.      Dilema etika apa yang muncul

2.      Paradigma mana yang terjadi pada situasi tersebut

3.      Apa nilai nilai yang saling bertentangan dalam studi kasus tersebut

4.      Apakah ada unsur pelanggaran hukum dalam situasi tersebut

5.      Apakah ada pelanggaran peraturan/kode etik profesi dalam kasus tersebut

6.      menggunakan perasaan dan intuisi apakah ada yang salah dalam situasi tersebut

7.      Apa yang dirasakan bila keputusan yang dibuat dipublikasikan di media cetak/elektronik ataumenjadi viral d media sosial

8.      Apakah ada sebuah penyelesaian yang kreatif dan tidak terpikir sebelumnya untuk menyelesaikan masalah ini (Investigasi Opsi Trilemma)?

9.      Apa keputusan yang diambil

10.  Prinsip mana yang digunakan

Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan?

Menjadi seorang pemimpin tidaklah gampang dalam membuat sebuah keputusan. Setelah mempelajari modul 3.1 ini tentang pengambilan keputusan,  saya mempelajari bagaimana cara yang baik dalam mengambil keputusan. Kita harus mempertimbangkan dilema etika yang muncul dengan menimbang keputusana apa yang tepat untuk hal bertentagan tersebut. Saya belajar bagaimana dengan 3 prinsip dan 4 paradigma dalam menerapkan 9 langkah pengambilan keputusan dapat membantu kita dalam membuat sebuah keputusan yang bijak yang dapat diterima dengan baik oleh semua unsur disekolah.


Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral dilema? Bilamana pernah, apa bedanya dengan apa yang Anda pelajari di modul ini?

Pada dasarnya sebelum mempelajari modul 3.1 ini, saya sebenarnya sudah menerapkan pengambilan keputusan yang prosesnya sudah mendekati proses-proses yang dipelajari dalam modul ini. Setelah mempelajari modul ini, maka saya semakin paham apa saja proses dan tahapan yang saya seharusnya lakukan dalam pengambilan keputusan yang baik.

 

Bagaimana dampak mempelajari konsep ini buat Anda, perubahan apa yang terjadi pada cara Anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul ini?

Setelah mempelajari modul ini, maka perubahan terbesar yang saya alami yaitu saya menerapkan 3 prinsip dan 4 paradigma dalam menerapkan 9 langkap pengambilan keputusan. Sehingga harapannya keputusan yang saya buat adalah yang terbaik dan dapat memuaskan banyak pihak disekolah.

 

Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda sebagai seorang pemimpin?

Sebagai seorang individu pada dasarnya seseorang akan banyak membuat keputusan dalam kehidupannya, baik yang hanya berpengaruh terhadap diri kita sendiri maupun orang lain. Dengan mempelajari modul ini, saya juga belajar bagaimana saya membuat keputusan tersebut dan jika sebagai seorang individu akhirnya saya menjadi seorang pemimpin saya terlatih untuk membuat keputusan yang terbaik dan bermafaat bukan hanya untuk diri saya sendiri, tetapi juga banyak pihak lain.

 


Selasa, 27 Agustus 2019

Formal Invitation

Teks Khusus Dalam Bentuk Undangan Resmi

Kompetensi Dasar
Indikator
3.3       Membedakan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan beberapa teks khusus dalam bentuk undangan resmi dengan memberi dan meminta informasi terkait kegiatan sekolah/tempat kerja sesuai dengan konteks penggunaannya
·   Menemukan perbedaan dan persamaan dari beberapa undangan resmi untuk beberapa acara yang berbeda
·   Mengidentifikasi dan menyebutkan bagian-bagian dari undangan dengan ucapan dan tekanan kata yang benar
·   Memahami struktur teks undangan resmi
·   Memahami unsur kebahasaan dari undangan resmi
4.3       Teks undangan resmi
4.3.1   Menangkap makna secara kontekstual terkait fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan teks khusus dalam bentuk undangan resmi lisan dan tulis, terkait kegiatan sekolah/tempat kerja
4.3.2   Menyusun teks khusus dalam bentuk undangan resmi lisan dan tulis, terkait kegiatan sekolah/tempat kerja, dengan memperhatikan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan, secara benar dan sesuai konteks
·   Membuat undangan resmi terkait kegiatan sekolah
·   Menampilkan undangan dengan menempelkan di dinding kelas dan bertanya jawab dengan pembaca (siswa lain, guru) yang datang membacanya
Invitation letter adalah permintaan formal untuk individu untuk hadir dalam acara, seperti acara makan malam, perayaan atau kesempatan formal. Surat undangan sering dibagikan untuk acara pernikahan, wisuda, ulang tahun, atau acara formal lainnya dalam bentuk surat yang dikirim dari pengirim kepada penerima surat. 

Jenis invitation letter dibagi atas 2, yaitu formal dan informal invitation letter.
1. Formal Invitation
Jenis Invitation ini adalah surat undangan dalam situasi resmi. Invitation Letter ini mempunyai format baku yang harus kita gunakan saat membuat surat undangan formal ( Formal Invitation Letter). Adapun beberapa contoh Formal Invitation Letter atau Surat undangan resmi yaitu seperti: Surat undangan pernikahan, Surat undangan wisuda, dan banyak lagi jenis undangan resmi yang ada disekitar kita.
2. Informal Invitation Letter
Informal Invitation Letter digunakan dalam konteks tidak resmi. Tidak jarang surat undangan ini hanya disampaikan melalui pesan singkat atau memo singkat kepada penerima. Adapun beberapa contoh Informal Invitation letter adalah seperti: Undangan Pesta, Undangan ulang tahun, undangan makan malam dan beberapa undangan tidak resmi lainnya.
Struktur Formal Invitation Letter
Hasil gambar untuk materi formal invitation letter

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam Formal Invitation Letter:
1. Gunakan kalimat yang sopan
2. Tulis dengan jelas informasi utama dalam undangan tersebut, seperti : orang yang mengundang, orang yang diundang, nama acara, waktu dan tempat acara tersebut dilaksanakan.
3. Tambahkan informasi-informasi lainnya yang berhubungan dengan acara bila diperlukan, seperti dress code, atau RSVP (Respondenz S'il Vous Plait) digunakan untuk meminta konfirmasi apakah penerima undangan dapat menghadiri undangan tersebut atau tidak.

Kamis, 13 September 2012


I. TITLE
DEVELOPING STUDENTS’ ABILITY IN WRITING RECOUNT TEXT BY USING INSERTED PICTURES


II.    INTRODUCTION
Writing is one of the language skills that need to be mastered by the language learners. Writing something can be an enjoyable activity because by writing someone can express something in written then share it with others. Based on Trudy Wallace (2005:15) writing is the final product of several separate acts that are hugely challenging to learn simultaneously. Because of that to improve students’ writing ability, the teacher should be able to choose appropriate and suitable teaching techniques. Teacher should be able to make the students’ writing activities as interesting activity, so the students will enjoy their writing activity.
Based on Curriculum KTSP one text must be learnt by the students is recount text.  Recount text is a text that describe past - activities in chronological order.
Teacher must be able to find one way to the students how they can explore their capability in writing. In this research the writer will use the inserted pictures to teach recount text. The writer believes that if the students write something based on their personal experience, the students will be easier to develop their idea in writing. Picture is one media which is suggested for helping the success of teaching-learning (Wright, 1989: 2-4). Xing and Jin (1985: 35) stated that
We often ask our students to exchange pictures and photos and write about them. By using a picture, the attention of students will be more focused, so pictures can create their inspirations, their wishes to know the content of the message of that picture.

The purpose of this research is the students can improve their ability in writing recount text by using inserted pictures. Guide pictures means the pictures that will be inserted on the students writing that can represent something related to students’ writing. The pictures can help the students to explore their idea in writing. The students need not to imagine something, because they can use the pictures in guiding them to writing   

III. THEORY 
   A. THEORY OF WRITING
     There are some micro-skills for writing Douglas Brown (2001:343) stated micro-skills for writing, they are :
·      producing graphemes and orthographic patterns of English,
·      producing writing at an efficient rate of speed to suit the purpose,
·      producing an acceptable core of words and use appropriate word order pattern,
·      using acceptable grammatical systems (e.g., tense, agreement, pluralizasion), patterns and rules, express a particular meaning in different grammatical forms,
·      using cohesive devices in written discourse, use the rhetorical forms and conventions of written discourse, approximately accomplish the communicative functions of written texts according to form and purpose, convey links and connections between events and communicate such relation as main idea, supporting idea, new information, given information, generalization, distinguish between literal and implied meaning when writing, and correctly convey culturally specific references in the context of the written text
                       
B.     THEORY OF SIMPLE PAST TENSE
            Wishon (1980:195) said that simple past tense is used for activities that occurred over a period of past time, but it finished at the past time too.
            Azzar (1989:24) states that simple past tense is a tense indicate the activity or situation which began and ended at the past  time.
The pattern of simple past tense as follows:
1.                 Verbal sentence
(+) Subject + verb 2...
(-) subject + did not + verb 1 ....
(?) Did + subject + verb 1 ...?
2.                 Non verbal sentence
(+) Subject + was/ were ...
(-) Subject + was / were not ...
(?) Was/ were + subject ...?

     C. PAST CONTINUES TENSE
Based on Learning materials/Grammar & Punctuation/1. Tenses/1.6 PAST continuous.doc past continues tense is used to say that somebody was in the middle of doing something at a certain time. The action or situation had already started before this but had not finished.
Example of this in action:
Yesterday Sanjit met Harjinder for lunch at one o’clock. They finished at two o’clock. Therefore at one thirty, they were having lunch

D.  RECOUNT TEXT
1.      The Nature of Recount Text
      Pardiyono (2007:60) stated two types of recount text, historical recount text and personal recount text. Historical recount tells about documents of series of events. It is about others’ experiences. Personal recount text tells about the writer’s experience, thus it is related with the writer experienced.
      Based on English K-6 Modules (1998:29) a recount is the retelling of past experiences. Its purpose is to tell what happened, in order. Recounts are generally based on personal experiences but may also be imaginative or outside the author’s personal experience. The purpose of the retelling can either be to inform or entertain, or both.
2.      General Features of Recount
K-6 Modules (1998:105) explains the general features of recount text as follows:
a.     Social Purpose
Recounts ‘tell what happened’. The purpose of a factual recount is to document a series of events and evaluate their significance in some way. The purpose of the literary or story recount is to tell a sequence of events so that it entertains. The story recount has expressions of attitude and feeling, usually made by the narrator about the events.
b.      Structure
Recounts are organised to include:
·      an orientation providing information about ‘who’, ‘where’ and ‘when’;
·      a record of events usually recounted in chronological order;
·      personal comments and/or evaluative remarks that are interspersed throughout
·      the record of events;
·      reorientation that ‘rounds off’ the sequence of events.
c.       Grammar
Common grammatical patterns of a recount include:
·           use of nouns and pronouns to identify people, animals or things involved;
·           use of action verbs to refer to events;
·           use of past tense to locate events in relation to speaker’s or writer’s time;
·           use of conjunctions and time connectives to sequence the events;
·           use of adverbs and adverbial phrases to indicate place and time;
·           use of adjectives to describe nouns.

E. The Nature of Pictures
1.         Pictures
A picture is an illustration of picture that can be used as two dimensional representation of person, place or thing (Rivai and Sudjana, 1991: 12). It means that picture is one of the media of communication that can show people, place and thing that are far from us.  Different types of educational experiences exist - from hands-on apprenticeships to role-playing, from demonstrations to reading printed text. Some educators believe that different experiences are more or less effective for achieving differ­ent types of instructional outcomes. For example, text with pictures is not as effective as live demonstrations for teaching motor skills. Instructors who are considering the use of media should ask themselves, “How do I expect the media or type of learning activity to make learning more effective?”
Quoted from Jill Evans page 1 (Levin, 1989) Pictures interact with text to produce levels of comprehension and memory that can exceed what is produced by text alone.
Pictures are kinds of visual instruction materials might be used more effectively to develop and sustain motivation in producing positive attitudes towards English and to teach or reinforce language skills. It is supposed by Tang Li Shing in Jean L. Mckenchnie defines picture in Webster dictionary that . Picture is an image, or likeness of an object, person, or scene produce on a flat surface, especiallyby painting, drawing or photography.Meanwhile according to Andrew Wright, .Picture is not just an aspect of method but through its representation of place, object, and people, it is essential part of the overall experiences.
Vernon S Gerlach (1980:3) stated:
Pictures are a two dimension visual representation of person, places, or things. Photograph prints are most common, but sketches, cartoons, murals, cut outs, charts, graphs and maps are widely used...A picture may not only be worth a thousand words it is may also be worth a thousand years or a thousand miles.



2.         Instructional Media
Based on Instruction at FSU Handbook (2010:103) there are some types of instructional media, they are as follows:
• Real objects and models
• Printed text (books, handouts, worksheets)
• Printed visuals (pictures, photos, drawings, charts, graphs)
• Display boards (chalk, bulletin, multipurpose)
• Interactive whiteboards
• Overhead transparencies
• Slides and filmstrips
• Audio (tape, disc, voice)
• Video and film (tape, disc)
• Television (live)
• Computer software
• The Web
As a rule, educational experiences that involve the learner physically and that give concrete examples are retained longer than abstract experiences such as listening to a lec­ture. Instructional media help add elements of reality - for instance, including pictures or highly involved computer simulations in a lecture.
Based on  Instruction at FSU Handbook (2010:105-107) media can be used to support one or more of the following instructional activities:
Gain attention. A picture on the screen, a question on the board, or music playing as students enter the room all serve to get the student’s attention.
Recall prerequisites. Use media to help students recall what they learned in the last class, so that new material can be attached to and built upon it.
Present objectives to the learners. Hand out or project the day’s learning objectives.
Present new content. Not only can media help make new content more memorable, media can also help de­liver new content (a text, movie, or video).
Support learning through examples and visual elaboration. One of the biggest advantages of media is to bring the world into the classroom when it is not pos­sible to take the student into the world.
Elicit student response. Present information to stu­dents and pose questions to them, getting them involved in answering the questions.
Provide feedback. Media can be used to provide feed­back relating to a test or class exercise.
Enhance retention and transfer. Pictures enhance retention. Instructional media help students visualize a lesson and transfer abstract concepts into concrete, easier to remember objects.
Assess performance. Media is an excellent way to pose assessment questions for the class to answer, or students can submit mediated presentations as classroom project


IV. FRAME OF CONCEPT
 Actually writing process is the skill of the language must be applied by someone. To write something someone’s must be able to find the topic that he or she wants to write. After defining the topic he or she must be able to distribute the topics into some main ideas, and then develop some supporting ideas. He or she also must be able to make a draft of something that he or she wants to develop. In writing something we need to be able to imagine something that we want to write. For the students who are lack of English, the process of imagine something and write it is not easy. Because of that they need a media to help them to make something abstract into concrete, therefore the need not to imagine something. Picture is a concrete media that can deliver the imagination into the concrete imagination. The writer believes that the picture can help the students to write something.



BIBLIOGRAPHY
Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian. Edisi Revisi VI. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Azzar, Betty Schrampfer. 1989. Understanding and Using English Grammar. Prentice Hall inc. New Jersey.
Brown, H. Douglas. 2001.  Teaching by Principles:An Interactive Approach to Language Pedagogy. Prentice Wall. New Jersey.
English K-6 Modules. 1998. Board of Studies NSW GPO Box 5300. Sydney NSW 2001. Australia

Gerlach S Vernon and Elly P Donal. 1980. Teaching and Media a Systematic Approach.  New Jersey Prentice Hall.
Hatch et all. 1991. The Research Manual design and Statistic for Applied Linguistics. New York:Newbury House Publisher.
Heaton, J.B. 1988 Writing English language Test : New edition. New York : Longman Inc
Instruction at FSU Handbook 2010. Pdf e book
Pardiyono. (2007). Teaching Genre Based Writing. Yogyakarta: C.V ANDI OFFSET
Past Tenses : Past Continues Tense. Available at Thttp://moodle.citylit.ac.uk/moodle/file.php/1/Study%20skills%20work%20sheets/grammar/intermediate/Microsoft%20Word%20-%201.6%20PAST%20continuous.pdf.  Accessed time April 15, 2010.
Shing Tang Li. English Teaching Forum, XIX, No./ 4 .Oktober: 1980
Szyke Brazna .Using Picture as Teaching Aid.: (English Teaching Forum, Vol. XIX No. 4. Oktober 1981